BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Iman adalah aspek agama Islam yang paling mendasar, dan bisa disebut
pondasi dari setiap agama. Bila sistem Iman rusak, maka runtuhlah bangunan
agama secara keseluruhan. Dalam agama Islam Iman ini terbagi menjadi enam,
yaitu: Iman kepada Allah, Iman kepada Rasulullah SAW, Iman kepada malaikat
Allah, Iman kepada kitab-kitab Allah, Iman kepada hari akhir, dan Iman
kepada qadha & qadar.
Qadha dan qadar merupakan
rukun Iman yang ke enam. Kita umat muslim harus benar-benar meyakininya,
artinya setiap manusia (muslim dan muslimah) wajib mempunyai niat dan keyakinan
sungguh-sungguh bahwa segala perbuatan makhluk, sengaja maupun tidak telah
ditetapkan oleh Allah SWT. dan tidak ada campur tangan dari siapapun. Orang
yang benar-benar beriman adanya qadha dan qadar akan senantiasa menjaga agar
perilakunya baik dan berusaha menjauhi hal-hal yang buruk. Begitu juga
sebaliknya. Dalam makalah ini akan diuraikan mengenai persoalan qadha dan qadar. Dari pembahasan makalah
ini diharapkan kita semua bisa mendapatkan pemahaman yang bisa meningkatkan
kadar keimanan kita terhadap rukun Iman yang telah di tetapkan khususnya Iman
kepada qadhadan qadar.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa yang
dimaksud iman kepada Qada dan Qadar?
2. Apa fungsi beriman
kepada Qada dan Qadar?
3. Bagaimana ciri – ciri
orang yang beriman kepada qada’ dan qadar?
4.Bagaimana hikmah bagi orang yang
beriman kepada qada’ dan qadar?
5. Apa saja dalil nagli tentang Qada dan Qadar?
1.3 Tujuan
1.Mengetahui pengertian dari iman kepada Qada dan
Qadar
2.Mengetahui fungsi beriman kepada Qada dan Qadar
3.Mengetahui ciri – ciri orang yang beriman kepada
Qada dan Qadar
4.Mengetahui hikmah bagi orang yang beriman kepada
Qada dan Qadar
5.Mengetahui dalil nagli tentang Qada dan Qadar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Iman Kepada Qada dan Qadar
Iman adalah
keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita
melihat qada‟
menurut bahasa artinya Ketetapan.
Qada‟artinya ketetapan Allah swt kepada setiap mahluk -Nya yang bersifat
Azali.Azali Artinya ketetapan itu sudah ada sebelumnya keberadaan atau
kelahiran mahluk.Sedangkan Qadar artinya menurut bahasa berarti ukuran. Qadar
artinya terjadi penciptaan
sesuai dengan ukuran atau timbangan yang telah
ditentuan sebelumnya. Qada‟ dan Qadar dalam
keseharian sering kita sebut dengan takdir.
Qada berarti:
1. hukum atau keputusan (Q.S. Surat An- Nisa’ ayat 65)
2. mewujudkan atau menjadikan (Q.S. Surat Fussilat ayat
12)
3. kehendak (Q.S. Surat Ali Imron ayat 47)
4. perintah (Q.S. Surat Al- Isra’ ayat 23)
Qadar berarti:
1. mengatur atau menentukan sesuatu menurut
batas-batasnya (Q.S. Surat Fussilat ayat 10)
2. ukuran (Q.S. Surat Ar- Ra’du ayat 17)
3. kekuasaan atau kemampuan (Q.S. Surat Al- Baqarah ayat
236)
4. ketentuan atau kepastian (Q.S. Al- Mursalat ayat 23)
5. perwujudan kehendak Allah swt terhadap semua
makhluk-Nya dalam bentuk-bentuk batasan tertentu (Q.S. Al- Qomar ayat 49)
Jadi, Iman kepa qada’ dan qadar adalah
percaya sepenuh hati bahwa sesuatu yang terjadi, sedang terjadi, akan terjadi
di alam raya ini, semuangnya telah ditentukan Allah SWT sejak jaman azali. Iman
kepada qada’ dan qadar termasuk rukun iman yang keenam. Rasulullah SAW bersabda
yang artinya : “Iman adalah kamu percaya kepada allah, para malaikat, kitab-kitab,
para rasul-Nya, hari akhir, dan kamu percaya kepada takdir baik maupun buruk.”
(HR. Muslim)
Dan
sabda Rasullullah SAW yang artinya : “Malaikat akan mendatangi nuthfah yang
telah menetap dalam rahim selama empat puluh atau empat puluh lima malam seraya
berkata; ‘Ya Tuhanku, apakah nantinya ia ini sengsara atau bahagia? ‘ Maka
ditetapkanlah (salah satu dari) keduanya. Kemudian malaikat itu bertanya lagi;
‘Ya Tuhanku, apakah nanti ia ini laki-laki ataukah perempuan? ‘ Maka
ditetapkanlah antara salah satu dari keduanya, ditetapkan pula amalnya,
umurnya, ajalnya, dan rezekinya. Setelah itu catatan ketetapan itu dilipat
tanpa ditambah ataupun dikurangi lagi.” (HR. Muslim)
Allah
berfirman :
Artinya
: “Tiadalah suatu bencana menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu,
melainkan dahulu sudah tersurat dalam kitab (Lauhul Mahfuz) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS.
Al-Hadiid:22)
2.2 Fungsi Beriman Kepada Qada dan Qadar
1. Menyadari dan menerima kenyataan
Iman kepada qadha dan qadar dapat menumbuhkan kesadaran yang tinggi untuk menerima kenyataan hidup. Karena yang terjadi adalah sudah pada garis ketentuan Allah pada hakekatnya bencana atau rahmat itu semata-mata dari Allah SWT. Firman Allah SWT yang Artinya : “Katakanlah: “Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Allah menghendaki bencana atasmu, atau menghendaki rahmat untuk dirimu dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah”. (QS. al-Ahzab : 17)
2. Membentuk dan meningkatkan kesabaran
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar akan senantiasa menerima segala sesuatu dengan penuh kesabaran, baik dalam situasi yang sempit atau susah dan tetap bersabar dalam situasi senang atau bahagia. Dengan demikian orang yang beriman kepada takdir Allah SWT senantiasa dalam keadaan yang stabil jiwanya.
Artinya : “Apakah manusia itu mengira mereka akan dibiarkan, sedang mereka tidak diuji lagi ?”. (QS. al-Ankabut : 2) Wujud ujian dan cobaan bisa berupa tiadanya biaya pendidikan, fisik yang lemah, penyakit, orang tua meninggal, dilanda bencana alam, dan sebagainya.
Perhatikan firman Allah yang artinya: “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah : 155)
Renungkan ayat 155 surat al-Baqarah, yaitu supaya memberi berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Memang dalam menghadapi cobaan diperlukan sikap sabar. Tanpa sikap sabar akan sulit manusia mencapai sukses.
3. Sebagai pendorong dalam berusaha
Agar seseorang terus giat berusaha ia pun yakin bahwa segala hasil usaha manusia selalu diwaspadai, dinilai, serta diberi balasan. Firman Allah : Artinya : “Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan di perlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan bahwasannya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu)”. (QS an-Najm : 39-42)
4. Menumbuhkan Sikap Optimis
Keyakinan terhadap Qadha dan Qadar dapat menumbuhkan sikap yang optimis tidak mudah putus asa. Karena ia yakin walau sering gagal, pasti suatu saat akan berhasil sehingga tidak akan berputus asa. Firman Allah SWT : Artinya : “…dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidaklah berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf : 87)
5. Menumbuhkan jiwa tawakal
Jiwa tawakal pasrah kepada Allah SWT akan tumbuh pada diri seseorang jika ia meyakini bahwa segala sesuatu telah dikehendaki Allah. Allah Maha bijaksana sehingga menurut keyakinannya Allah tidak mungkin menyengsarakannya. Allah sumber kebaikan sehingga tidak mungkin Allah menghendaki hamba-Nya kepada keburukan. Firman Allah SWT yang artinya: Artinya : “Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah, Tuhanku, dan Tuhanmu. Tidak ada satu binatang melata pun, melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.” (QS. Hud : 56).
Iman kepada qadha dan qadar dapat menumbuhkan kesadaran yang tinggi untuk menerima kenyataan hidup. Karena yang terjadi adalah sudah pada garis ketentuan Allah pada hakekatnya bencana atau rahmat itu semata-mata dari Allah SWT. Firman Allah SWT yang Artinya : “Katakanlah: “Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Allah menghendaki bencana atasmu, atau menghendaki rahmat untuk dirimu dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah”. (QS. al-Ahzab : 17)
2. Membentuk dan meningkatkan kesabaran
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar akan senantiasa menerima segala sesuatu dengan penuh kesabaran, baik dalam situasi yang sempit atau susah dan tetap bersabar dalam situasi senang atau bahagia. Dengan demikian orang yang beriman kepada takdir Allah SWT senantiasa dalam keadaan yang stabil jiwanya.
Artinya : “Apakah manusia itu mengira mereka akan dibiarkan, sedang mereka tidak diuji lagi ?”. (QS. al-Ankabut : 2) Wujud ujian dan cobaan bisa berupa tiadanya biaya pendidikan, fisik yang lemah, penyakit, orang tua meninggal, dilanda bencana alam, dan sebagainya.
Perhatikan firman Allah yang artinya: “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah : 155)
Renungkan ayat 155 surat al-Baqarah, yaitu supaya memberi berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Memang dalam menghadapi cobaan diperlukan sikap sabar. Tanpa sikap sabar akan sulit manusia mencapai sukses.
3. Sebagai pendorong dalam berusaha
Agar seseorang terus giat berusaha ia pun yakin bahwa segala hasil usaha manusia selalu diwaspadai, dinilai, serta diberi balasan. Firman Allah : Artinya : “Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan di perlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan bahwasannya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu)”. (QS an-Najm : 39-42)
4. Menumbuhkan Sikap Optimis
Keyakinan terhadap Qadha dan Qadar dapat menumbuhkan sikap yang optimis tidak mudah putus asa. Karena ia yakin walau sering gagal, pasti suatu saat akan berhasil sehingga tidak akan berputus asa. Firman Allah SWT : Artinya : “…dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidaklah berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf : 87)
5. Menumbuhkan jiwa tawakal
Jiwa tawakal pasrah kepada Allah SWT akan tumbuh pada diri seseorang jika ia meyakini bahwa segala sesuatu telah dikehendaki Allah. Allah Maha bijaksana sehingga menurut keyakinannya Allah tidak mungkin menyengsarakannya. Allah sumber kebaikan sehingga tidak mungkin Allah menghendaki hamba-Nya kepada keburukan. Firman Allah SWT yang artinya: Artinya : “Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah, Tuhanku, dan Tuhanmu. Tidak ada satu binatang melata pun, melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.” (QS. Hud : 56).
2.3 Ciri-ciri Orang yang Beriman Kepada
Qada dan Qadar
Berikut
adalah ciri-ciri orang yang beriman kepada Qada dan Qadar
1. Senantiasa terdorong untuk selalu taat dan
menjauhi larangan Allah dan rasulNya
2. Selalu berprasangka baik kepada Allah atas musibah yang menimpa pada dirinya
3. Termotivasi untuk bekerja keras dan berikhtiar dengan maksimal
4. Terhindar dari sifat sombong takabur dan membanggakan diri
5. Tidak mudah berputus asa dalam menghadapi masalah
6. Tidak kufur karena pandai bersyukur
7. Tahan uji karena sabar dalam menghadapi segala ketentuan Allah
8. Memiliki jiwa tawakkal
9. Selalu optimis dalam meraih cita-cita
10. Yakin bahwa segala sesuatu yang menimpa dirinya adalah kehendak Allah semata
Perilaku seseorang yang telah beriman kepada Qadha dan Qadhar
1. Selalu penuh harapan atas apa yang dikerjakannya baik dalam urusan dunia maupun akherat.
2. Senantiasa menerima apa yang diberikan oleh Allah baik berupa nikmat maupun musibah (cobaan)
3. Jika ia mendapat nikmat dari Allah, maka ia akan bersyukur.
4. Jika mendapat cobaan maka ia akan tabah dan sabar serta mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi rooji’uun. Firman Allah dalam QS. Al Baqarah : 156 :
Artinya : (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" [101] (Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. Kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil)
2. Selalu berprasangka baik kepada Allah atas musibah yang menimpa pada dirinya
3. Termotivasi untuk bekerja keras dan berikhtiar dengan maksimal
4. Terhindar dari sifat sombong takabur dan membanggakan diri
5. Tidak mudah berputus asa dalam menghadapi masalah
6. Tidak kufur karena pandai bersyukur
7. Tahan uji karena sabar dalam menghadapi segala ketentuan Allah
8. Memiliki jiwa tawakkal
9. Selalu optimis dalam meraih cita-cita
10. Yakin bahwa segala sesuatu yang menimpa dirinya adalah kehendak Allah semata
Perilaku seseorang yang telah beriman kepada Qadha dan Qadhar
1. Selalu penuh harapan atas apa yang dikerjakannya baik dalam urusan dunia maupun akherat.
2. Senantiasa menerima apa yang diberikan oleh Allah baik berupa nikmat maupun musibah (cobaan)
3. Jika ia mendapat nikmat dari Allah, maka ia akan bersyukur.
4. Jika mendapat cobaan maka ia akan tabah dan sabar serta mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi rooji’uun. Firman Allah dalam QS. Al Baqarah : 156 :
Artinya : (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" [101] (Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. Kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil)
2.4 Hikmah Beriman Kepada Qada dan Qadar
Dengan mengimani qadha dan qadar, kita dapat mengambil
beberapa hikmah, antara lain :
1.
dapat membangkitkan semangat dalam bekerja dan
berusaha, serta memberikan dorongan untuk memperoleh kehidupan yang layak
di dunia ini.
2.
Tidak membuat sombong atau takabur, karena ia yakin
kemampuan manusia sangat terbatas, sedang kekuasaan Allah Maha Tinggi.
3.
Memberikan pelajaran kepada manusia bahwa segala
sesuatu yang ada di alam semesta ini berjalan sesuai dengan ketentuan dan
kehendak Allah SWT.
4.
mempunyai keberanian dan ketabahan dalam setiap usaha
serta tidak takut menghadapi resiko, karena ia yakin bahwa semua itu tudak
terlepas dari takdir Allah SWT.
5.
Selalu merasa rela menerimasetiap yang terjadi pada
dirinya, karena ia mengerti bahwa semua berasal dari Allah SWT. Dan akan
dikembalikan kepadanya , sebagai man firman Allah SWT yang artinya :
(yaitu) orang orang yang apabila di timpa musibah, mereka mengucapkan :
bahwasanya kami ini bagi (kepunyaan) Allah, kami semua ini pasti kembali lagi kepadaNya .(QS.Al Baqarah :156)
2.5 Dalil Naqli Tentang
Iman Kepada Qada dan Qadar
وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا
"…Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang
pasti berlaku." [Al-Ahzab/33 :38]
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
"Sesungguhnya Kami
menciptakan segala sesuatu menurut ukuran." [Al-Qamar/54 : 49]
وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ
"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi
Kami-lah kha-zanahnya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran
tertentu." [Al-Hijr/15 : 21]
إِلَىٰ قَدَرٍ مَعْلُومٍ فَقَدَرْنَا فَنِعْمَ الْقَادِرُونَ
"Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan
(bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan." [Al-Mursalaat/77
: 22-23]
ثُمَّ جِئْتَ عَلَىٰ قَدَرٍ يَا مُوسَىٰ
"…Kemudian engkau
datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa." [Thaahaa/20 : 40]
وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
"…Dan Dia telah
menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan
serapi-rapinya." [Al-Furqaan/25 : 2]
وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ
"Dan yang menentukan
kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk." [Al-A’laa/87 : 3]
لِيَقْضِيَ اللَّهُ أَمْرًا كَانَ مَفْعُولًا
“… (Allah mempertemukan
kedua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan...”
[Al-Anfaal/8: 42]
وَقَضَيْنَا إِلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ
“Dan
telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu, ‘Sesungguhnya kamu
akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali...” [Al-Israa’/17 : 4] 17 : 4]
sabda Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam sebagaimana yang terdapat dalam hadits Jibril
Alaihissalam
وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
“…Dan engkau beriman kepada qadar, yang baik maupun yang buruk… .” [1]
Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahiih dari Thawus, dia mengatakan, “Saya mengetahui sejumlah orang dari para Sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, ‘Segala sesuatu dengan ketentuan takdir.’ Ia melanjutkan, “Dan aku mendengar ‘Abdullah bin ‘Umar mengatakan, ‘Segala sesuatu itu dengan ketentuan takdir hingga kelemahan dan kecerdasan, atau kecerdasan dan kelemahan.’”[2]
وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
“…Dan engkau beriman kepada qadar, yang baik maupun yang buruk… .” [1]
Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahiih dari Thawus, dia mengatakan, “Saya mengetahui sejumlah orang dari para Sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, ‘Segala sesuatu dengan ketentuan takdir.’ Ia melanjutkan, “Dan aku mendengar ‘Abdullah bin ‘Umar mengatakan, ‘Segala sesuatu itu dengan ketentuan takdir hingga kelemahan dan kecerdasan, atau kecerdasan dan kelemahan.’”[2]
Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْئٌ فَلاَ تَقُل:ْ لَوْ أَنِّيْ فَعَلْتُ، كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
“…Jika sesuatu menimpamu, maka janganlah mengatakan, ‘Se-andainya aku melakukannya, niscaya akan demikian dan demikian.’ Tetapi ucapkanlah, ‘Sudah menjadi ketentuan Allah, dan apa yang dikehendakinya pasti terjadi… .’” [3]
وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْئٌ فَلاَ تَقُل:ْ لَوْ أَنِّيْ فَعَلْتُ، كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
“…Jika sesuatu menimpamu, maka janganlah mengatakan, ‘Se-andainya aku melakukannya, niscaya akan demikian dan demikian.’ Tetapi ucapkanlah, ‘Sudah menjadi ketentuan Allah, dan apa yang dikehendakinya pasti terjadi… .’” [3]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beriman
kepada qada’ dan qadar akan melahirkan sikap optimis,tidak mudah putus asa,
sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan
kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim,sesuai
dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.Olehkarena itu,jika
kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar,sebab buruk menurut kita belum
tentu buruk menurut Allah,sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik menurut
Allah.Karena dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar dan
tawakal yang dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan
untuk mencari takdir yang terbaik dari Allah.
3.2 Saran
Keimanan seseorang akan
berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari.Oleh karena itu,penulis menyarankan
agar kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT agar
hidup kita senantiasa berhasil menurut pandangan Allah SWT.Juga keyakinan kita
terhadap takdir Allah senantiasa ditingkatkan demi meningkatkan amal
ibadah kita.Serta Kita
harus senantiasa bersabar,berikhtiar dan bertawakal dalam menghadapi takdir
Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar